Minggu, 17 November 2013

Plagiat dalam dunia tulis menulis


Hari ini saya banyak berbincang dengan seorang rekan sesama penulis. Namun kali ini penulis yang bersama saya adalah penulis skenario. Ia sangat menyukai menulis skenario pasca menang lomba cerpen yang jurinya adalah Putu Wijaya. Ia memenangkan dua predikat sekaligus dalam satu perlombaan. Karya pertama mendapat juara tiga dan karya kedua mendapatkan harapan ke tiga (peringkat enam), sungguh pengalaman yang luar biasa yang tidak pernah bisa dilupakan. Hal ini karena ia adalah satu-satunya pemenang dari lomba tersebut, sementara lawan-lawan yang dijatuhkannya adalah pria-pria yang notabene sudah malang melintang di dunia penulisan. Sungguh sebuah pengalaman menarik yang diceritakan dengan semangat olehnya. Dari matanya terpancar sebuah kebahagiaan yang sangat besar ketika mengingat kembali masa-masa indahnya.
Cerita ini tidak berhenti sampai di situ saja. Ia kemudian menceritakan sebuah pengalaman yang kurang mengenakkan dalam dunia tulis menulis, terutama ketika ia berhasil menyelesaikan penulisan skenario untuk sebuah film horror yang terkenal di tanah air. Saat itu karyanya di taruh di sebuah production house yang biasa menangani film. Hingga akhirnya ia dipanggil oleh produser untuk di interview tentang penulisan skenario yang telah ia buat. Mereka sungguh terkesima dengan kinerja dari teman saya ini, hingga sang produserpun menjanjikannya uang tiga juta rupiah untuk membeli naskah tersebut. Perasaan ini membuat ia senang bukan kepalang sehingga pikirannya menerawang untuk membelanjakan uang tersebut bila naskahnya terpakai di film.
Minggu, demi minggu dilewati tanpa ada kabar, hingga tahun berganti, ia dikejutkan oleh sebuah ucapan selamat dari rekan-rekannya karena skenario yang dibuatnya telah di filmkan dan meraih penonton yang cukup banyak. Rekan saya ini terbelalak seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ternyata naskah skenarionya dipakai oleh film tersebut tanpa konfirmasi darinya.
Saat itu ia bereaksi cepat mengangkat gagang telephone dan bertanya pada produser tersebut. Produser tersebut seolah tidak tahu menahu tentang apa yang dialaminya, bahkan terkesan tidak peduli dengan masalah ini. Mendengar jawaban dari sang produser, ia menjadi kecewa dan terguncang, bahkan sempat membuat nafsu makannya hilang. Akhirnya dengan berat hati ia ikhlaskan apa yang telah terjadi pada dirinya. Sungguh pengalaman pahit ini menjadi pelajaran berharga yang tidak bisa terlupakan begitu saja untuk dirinya….
***
Sobat pembaca blog, dunia penulisan saat ini tidak lekang dengan prilaku-prilaku jahat para oknum. Tidak hanya di dunia penebangan kayu saja ada kejadian seperti ini, dunia penulisanpun menjadi sasaran empuk untuk melakukan kejahatan. Maka dengan adanya cerita ini saya ingin mengajak sobat pembaca untuk lebih berhati-hati lagi dalam menyerahkan tulisan terutama tulisan kepada sebuah penerbit, berikut adalah tips berharga agar anda terhindar dari kejadian tidak mengenakan ini :
1. Jangan pernah mengirim karya sebelum mensurvei. Kebiasaan saya pribadi sebelum menaruh karya di penerbit adalah survei terlebih dahulu. Dengan mensurvei kita bisa lebih mengenal orang yang akan kita ajak kerjasama untuk menerbitkan karya kita.
2. Jangan pernah mengirim karya via email. Nah bagi anda penulis novel yang terpisah oleh jarak dan waktu, jangan pernah terpancing untuk mengirimkan karya kita kepada penerbit, apalagi penerbit itu masih penerbit kecil. Usahakan mengirimnya dalam bentuk hard copy sehingga kemungkinan orang lain membajak menjadi berkurang.
3. Jangan pernah menceritakan karya anda kepada orang yang belum dikenal. Karena kalau anda menceritakan karya anda pada orang yang tidak dikenal bisa jadi ide kita akan dibajak habis-habisan.
4. Simpan ide dalam medium yang tepat dan bisa dipertanggung jawabkan. Jangan pernah menyimpan karya terbaik kita di blog. Karena mereka bisa saja mencuri ide kita dan menjualnya ke penerbit lain. Setidaknya itu pernah dirasakan oleh teman saya yang biasa menulis idenya di novel.
5. Las but not least mintalah tanda terima setiap kita mengirim karya. Dengan begini kita punya bukti kalau karya kita pernah dikirim ke penerbit tersebut.
Itulah tips-tips singkat agar kita terhindar dari penipuan, semoga bermanfaat….

Salam Inspirasi

Irawan Senda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar